36. Memperbaiki Rumah Tangga Yang Pecah

Pertengkaran
Kebanyakan kekacauan dalam perkawinan berasal dari sifat mementingkan diri sendiri, baik dari pihak seorang maupun kedua orang tua. Mungkin mereka berusaha menutupi perbedaan paham, tetapi anak-anak yang lebih tua tidak dapat diperdayakan. Biasanya sudah cukup lama mereka mengetahui adanya kesalahan pada kedua belah pihak. Sebenarnya tidak ada pihak yang tidak bersalah sedikit pun dalam suatu rumah tangga yang pecah. Perbedaan paham yang serius tak dapat tiada membawa kepada perselisihan dalam rumah tangga, tidak peduli apa yang menyebabkannya. Hal ini harus dicegat sedapat-dapatnya.

Untuk memperbaiki suatu rumah tangga yang pecah, pertama-tama harus diinsafi bahwa ada keretakan. Enggan melihat persoalan hanya akan memperpanjang kesengsaraan dan menambah ketegangan. Proses memperbaiki tidak dapat dilaksanakan dalam sehari, seminggu, ataupun sebulan. Beberapa persoalan yang serius mungkin tidak akan pernah terpecahkan, terutama jika satu pihak mempunyai pikiran yang tidak tetap dan mudah melampiaskan amarahnya serta tanda tanda tabiat yang belum dewasa. Tetapi banyak persoalan dapat dipecahkan dan ketegangan dapat diringankan, asalkan kedua orang tua rela mengampuni dan melupakan. Ini tidak mudah, tetapi selalu baik untuk dicoba.

Pentingnya Disiplin Yang Baik
Dalam kebanyakan rumah tangga modern ayah sudah menjadi "orang yang dilupakan". Ia terlalu sibuk dengan masalah-masalah lain, sehingga ia mempunyai hanya sedikit atau sama sekali tidak ada waktu untuk digunakan bagi keluarganya. Dalam hal seperti itu, sang ibu mencoba mengambil tempatnya. Ini tidak baik untuk anak-anak. Seorang ayah yang bijaksana akan selalu menyediakan cukup waktu untuk anak-anaknya dan menolong mereka mengatasi kekuarangan dalam pertumbuhan mereka dalam dunia yang sulit. Jika ia kuat bijaksana, anak-anaknya akan mencintai dan menghormatinya, dan ini lebih berarti daripada membawa lebih banyak uang belanja ke rumah.
Seorang anak tidak akan menghormati seorang ayah yang meninggalkan rumah tangganya dan sering pergi mengadakan perjalanan akhir pekan dengan sahabat-sahabatnya. Tempatnya ialah di rumah tangga, dan ia harus menggunakan waktunya sebanyak-banyaknya dengan keluarga.

Tangannya yang kuat serta keteguhan dan kebijaksanaannya dalam menghadapi masalah kehidupan, besar sekali artinya dalam pendidikan anak-anaknya. Seorang ayah yang mudah tersinggung dan lekas naik darah, tidak akan dihormati oleh keluarganya. Kelakuan seperti itu tanda kelemahan gantinya kekuatan. Tetapi seorang ayah yang baik hati dan penuh pengertian akan selalu dihormati oleh anak-anaknya dan masyarakat.

0 komentar:

Post a Comment